“There is something about poetry beyond prose logic, there is mystery in it, not to be explained but admired — Edward Young”
Puisi bukan hanya soal susunan kata-kata yang indah. Puisi menyangkut makna yang mungkin tidak bisa disampaikan dengan mudah, entah karena terbentur ruang waktu, ketakutan, atau keinginan yang terpendam. Puisi memendekkan bahkan juga menjauhkan jarak.
Ada banyak penyair hebat di Indonesia. Kamu tentu tahu Chairil Anwar, W.S Rendra, Wiji Thukul, Mereka akan dengan mudah kamu temukan dalam buku pelajaran bahasa Indonesia atau sastra. Namun, tahukah kamu, di masa modern seperti ini, Indonesia juga punya penyair hebat. Penyair yang membuat kamu terpukau akan kata-kata. Kami sudah merangkum 5 penyair Indonesia yang tetap eksis dan karyanya mampu menembus dunia modern sebagai berikut.
1. Sapardi Djoko Damono
Lulusan Fakultas Sastra UGM ini sudah dikenal kepiawaiannya dalam menulis puisi. Di usianya yang senja, Sapardi terus membuktikan bahwa usia hanyalah angka, tidak menghalangi seseorang untuk terus berkaya. Puisi “Aku Ingin” (1989) karyanya bisa kamu jadikan pembuka undangan pernikahan kamu kelak atau untuk merayu pacar.
“aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada”
2. Remy Sylado
Remy Sylado punya cara sendiri dalam berkarya. Beliau punya ciri khas sendiri, yakni menggunkan kata-kata arkais atau kata lama dan bentuknya yang terkesan jenaka. Meskipun demikian, puisi karya Remy Sylado selalu sarat akan makna dan ‘menamparmu’.
Menyingkat Kata (2004)
karena
kita orang Indonesia
suka
menyingkat kata wr. wb.
maka
rahmat dan berkah ilahi
pun
menjadi singkat
dan tidak utuh buat kita.
3. Aan Mansyur
Kamu mungkin masih ingat Tiada New York Hari Ini dalam AADC 2. Kumpulan puisi yang jadi bagian dalam film itu adalah karya seorang penyair Indonesia, Aan Mansyur. Pria yang terkenal dengan nama pena Huruf Kecil ini sangat mencintai dunia tulis-menulis, ia tidak bekerja menjadi seorang ‘buruh’, ia hidup dari kata-kata yang ditulisnya.
Tidak Ada New York Hari Ini (2016)
Tidak ada New York hari ini.
Tidak ada New York kemarin.
Aku sendiri dan tidak berada di sini.
Semua orang adalah orang lain.
Bahasa ibu adalah kamar tidurku.
Kupeluk tubuh sendiri.
Dan cinta-kau tak ingin aku mematikan mata lampu.
Jendela terbuka dan masa lampau memasukiku sebagai angin.
Meriang. Meriang. Aku meriang.
Kau yang panas di kening. Kau yang dingin dikenang.
4. Joko Pinurbo
Joko Pinurbo dikenal sebagai penyair yang “wah” atau nyeleneh. Ciri utama puisinya adalah gayanya yang seperti bercerita. Goers, kalau kamu baca puisi Joko Pinurbo, kamu mungkin akan takjub dan nggak bisa berhenti membaca, misalnya puisi “Kepada Puisi” yang ditulis hanya dengan lima kata ini.
Kau adalah mata, aku airmatamu. (2003)
5. Adimas Imannuel
Pria muda yang lahir pada 1991 ini patut diacungi jempol, Goers. Adimas mampu menyampaikan isi kepalanya dalam tiap bait puisinya dengan indah. Kamu tidak percaya? Coba baca salah satu puisinya ini. Pasti jatuh cinta!
Kerentaan Waktu (2014)
Dalam sakit dan sembuhku
terselip bayang pucat wajah
dan gemetar biru bibirmu,
ia membawa kabut ingatan
masuk dan luruh ke seluruh tubuh.
Sebab cinta seperti serbuk obat
yang hampir kadaluwarsa
dan menggerus kesadaran kita
hingga berlupa menghitung kini.
Dengan mata berkunang
kita jangkau kepastikan
meski kau bisa saja
menyembunyikan namaku
di balik ranjang tidurmu
sambil mengisi sendiri
hari kematianmu, sebab
maut adalah simpang antara
bangsal dan kosong tak terkira.
Dan hari depan masih menetes
di kantung infus, ia mengairi
diri yang kerontang, tak putus-putus
Lima penyair yang eksis di dunia modern ini pasti bisa ‘menyentuh’ hati kamu dengan diksi mereka. Kamu nggak mau ikutan buat puisi ? Siapa tahu, selama ini passion terpendammu ada di dunia sastra. Jangan takut untuk mencoba, ya!
Sumber : https://web.goersapp.com/